Beginilaah Gue

Mencoba Untuk Berkreasi.

Moment Peringatan Hari Kemerdekaan RI 2014

Foto Bersama Bupati Lampung Selatan

Memperingati HUT RI ke 69

Keakraban bersama teman, keceriaan bersama sahabat, dan kemesraan, meski bukan dengan kekasih pujaan hati...

Keceriaan Dalam Kebersamaan

Seperti inilah yang sebenarnya aku dambakan, keakraban bersama teman, keceriaan bersama sahabat, dan kemesraan, meski bukan dengan kekasih pujaan hati...

Beginilaah Gue

Hidup ini Sebenarnya Sederhana Hanya Saja Kita Merumitkannya dengan Rencana

Rabu, 17 Desember 2014

Ketika Ayah Bertanya Kepada Putrinya.

Apa kabarmu disana nak?

Dikota yang berjarak dua jam perjalanan dari sini, apa kau masih mengingat orang tua renta ini? Yang setiap saat tak henti mendoakan segala yang terbaik untukmu.

Ah.. ayah ingat ketika siang itu, sebelum berangkat kekota, dengan wajah malu-malu kau bercerita tentang niat seorang laki-laki untuk meminangmu. Kau tahu nak_ sudah lama ayah bersiap untuk menanti kabar ini, kabar tentang seorang yang akan membawamu pergi jauh dari ayah. Kabar tentang laki-laki yang meminta pengalihan tanggung jawab dari ayah.. sungguh sudah lama ayah mempersiapkan diri. Tapi tetap saja siang itu ayah terkejut, meski mungkin tidak begitu terlihat diwajah ayah.

Siapa dia nak? Siapa laki-laki yang berani memintamu dari ayah? Bawa dia kesini... biar ayah lihat dulu, seberapa mampu dia meyakinkan ayah bahwa dia akan memperlakukan dan menjagamu tidak kurang dari ayah. Bawa dia kesini nak... biar ayah nilai dulu, seberapa tulus dia menyayangi dan membimbingmu tidak kurang dari ayah. Ayo bawa dia kesini... biar ayah pertimbangkan dulu, seberapa baik agamanya, seberapa besar tanggung jawabnya, dan seberapa sabar dia menghadapi putri kecil ayah.

Nak_ ayah tahu siang itu akan datang, siang yang mengharuskan ayah untuk menyadari bahwa putri kecil ayah akan segera menggenapkan setengah agamanya, dengan bakti pada dia yang belum ayah kenali. Padahal dimata ayah, kamu masih gadis kecil yang beberapa waktu lalu merengek minta dibelikan benang untuk layangan, sebab teman-teman seusiamu yang rata-rata laki-laki sudah punya benang yang panjang untuk layangan mereka. Rasanya kamu masih gadis kecil ayah yang mengadu dengan mata berkaca-kaca bahwa benang layangannya telah kusut, yang terkantuk-kantuk menunggui ayah memperbaikinya agar bisa bermain lagi esok paginya. Yang dulu melempar sepatunya kelaut sebagai alasan meminta ayah mengizinkanmu bermain air. Yang dulu membongkar tas ayah, mencari receh untuk celengan ayammu diatas lemari.

Dan kemarin, ketika dengan izin ayah, kau pergi berkenalan dengan keluarga besarnya. Kembali ayah harus segera menyadari bahwa binar yang kau bawa pulang itu tidak biasa, binar yang belum pernah ayah lihat ketika dengan antusias kau bercerita. Sebenarnya nak, ayah cemburu. ayah mencemburui dia yang tiba-tiba datang tapi sudah mampu menghadirkan getar-getar rasa yang terlihat dirona wajahmu. Tapi percayalah nak, kecemburuan itu segera ayah tepis, ayah usir dengan keyakinan bahwa posisi ayah dan posisinya itu tidak disatu tempat. Bahwa warna cinta untuk ayah tidak sama dengan warna cinta untuknya. Ayah tidak salah, bukan?

Sedikit pesan ayah... setelah nanti kau ayah serahkan dengan disaksikan oleh para malaikat. Jadilah pendamping yang patuh nak, yang senantiasa bersyukur dan berterimakasih, yang menjaga diri dan hartanya, yang tidak mudah menuduh dan menyakiti hatinya, yang menyimpan rahasia dan menutupi aibnya. sebab tidak mudah untuk menjadi seorang suami, tidak mudah untuk menjadi orang yang bertanggung jawab penuh terhadap orang lain, yang harus menjaga dirinya dan ahlinya dari api neraka. Jadi sekali lagi nak... jangan bebani dia, tapi bantulah dia sesuai peran yang kau punya.

Sumber: http://kisah-renungan.blogspot.com/

Minggu, 09 November 2014

Misteri Ibu


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.

"Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.

Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir. Kasih ibu itu selalu berputar dan senantiasa meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.

Semoga Yang Maha Kuasa mengampuni dosa-dosanya.



http://kisah-renungan.blogspot.com/

Kamis, 30 Oktober 2014

Membangun Karakter Diri






Bagaimana saya menjadi seperti sekarang ini ?” 

Kerinduan untuk mengenal bagian terdalam diri anda itu wajar dan alamiah sebagai seorang manusia. Sebab hanya manusialah yang mempunyai kesadaran diri untuk bisa berpikir seperti ini.

Nah, pertanyaannya adalah bagaimana proses pembentukan karakter saya? Bisakah saya mengambil bagian dalam tahapan – tahapan perekembangan karakter saya? Atau, jika anda telah menjadi seorang ayah atau ibu, bisakah kami berperan dalam proses pendidikan karakater anak – anak kami ? Dan bagaimana caranya ? Apa yang harus kami pelajari dan kami ketahui?

Setiap manusia pasti ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, begitu juga dengan kita. Kita semua pasti menginginkan diri kita bisa menjadi diri yang lebih baik daripada diri kita yang sebelumnya, untuk itulah dalam hidup ini kita terus saja belajar membangun karakter diri untuk menjadi lebih baik. Walaupun seseorang tersebut sudah meraih banyak penghargaan, pasti dia tetap ingin menjadi individu yang lebih baik lagi dengan membangun karakter diri mereka sendiri.

Suatu perubahan pun tidak begitu saja bisa kita lakukan, karena semua yang ada di sekitar kita tidak semuanya dapat kita ubah. Hal – hal yang dapat kita ubah pikiran, perasaan, kebiasaan kita, dan seterusnya. Dan yang tidak bisa kita ubah adalah hari lahir kita, ortu kita, semua pengalaman hidup kita, dan seterusnya. Maka ubahlah terhadap hal - hal yang bisa kita ubah. Dan terimalah hal – hal yang tidak dapat diubah tersebut.

Memang dalam proses membangun karakter diri yang lebih baik itu banyak sekali halangannya, seperti malas, bosan, godaan dari luar diri kita, serta tidak mendukungnya segala fasilitas yang kita butuhkan untuk terus belajar membangun karakter diri menjadi lebih berkualitas. Namun jika kita memang harus menjalani itu untuk menjadi karakter yang lebih baik, mengapa tidak? Jika kita ingin benar-benar merasakan kemenangan atas diri kita, maka kita harus menjalaninya meskipun kita harus merayap setapak-demi setapak untuk mencapainya. Karena pencapaian terbesar akan datang ketika halangan besar mampu kita lewati.

Jika kita beralasan kegagalan yang kita peroleh karena hambatan tertentu dan tidak bisa melanjutkannya, berarti kita telah menyerah dan menanamkan pada diri kita bahwa kita tidak mampu. Padahal jika memang jalan itu adalah jalan benar yang harus kita lalui, kita tidak boleh menyerah begitu saja dan kita harus bangkit dan mengusir hambatan itu untuk terus melangkah maju.

Jadi tidak peduli sekuat apapun halangan yang ada, kita harus lebih kuat dan harus tetap percaya diri dan yakin bahwa diri kita pasti mampu untuk terus membangun karakter diri kita menjadi lebih baik lagi, dengan begitu jika kita mampu menaklukan seluruh rintangan yang ada dalam diri kita, maka kita bisa menjadi seseorang yang memiliki karakter tak tertandingi.

Jadi, mari kita terus membangun karakter diri kita.

Pembangunan karakter diri sangat diperlukan, terutama untuk membangun karakter bangsa. Karena pembangunan karakter bangsa harus diawali dengan pembangunan karakter diri setiap individunya. Ketika setiap individu dalam sebuah bangsa berlomba-lomba menjadi yang lebih baik, secara otomatis karakter bangsa pun akan semakin baik. Dengan kualitas karakter diri yang baik, tentu kehidupan individu tersebut akan semakin baik juga. Meskipun setiap manusia memiliki dasar kehidupan yang sama, namun pada hidup yang akan dilaluinya pasti berbeda. Hal ini ditentukan tentang bagaimana dia akan berubah selama kehidupan di dunianya berlangsung. Juga tentang bagaimana dia berkembang selama dia hidup. Perkembangan tersebut juga tentang perkembangan kepribadian diri. Sehingga, untuk mencapai kehidupan yang baik kita harus mampu membangun karakter diri ini menjadi karakter yang berkualitas.

Kualitas karakter diri tidak ditentukan oleh bagaimana keadaan ekonomi seseorang. Kualitas karakter diri seseorang dapat dilihat dengan bagaimana cara seseorang tersebut menjalani hari-harinya. Tentang bagaimana seseorang tersebut bersikap dan bertindak dalam setiap keadaan yang dia jalani. Seseorang dengan perekonomian kurang baik bisa saja memiliki kualitas karakter diri dibanding seseorang lain yang memiliki perekonomian sangat baik. Jadi bisa dikatakan bahwa karakter diri merupakan hal yang benar-benar hanya dimiliki oleh seseorang tersebut tanpa memandang apa dan siapa. Asalkan seseorang mampu membangun karakter dirinya pasti bisa memberikan yang terbaik untuk kehidupannya.

Sumber: https://id-id.facebook.com/YaniWageSulistyowatiCenter

Rabu, 08 Oktober 2014

Nothing Impossible

      Istilah "Nothing Impossible (Tak Ada Yang Tak Mungkin)" Bisa juga kita sebut "jika orang lain bisa kenapa kita tidak??" , artinya jika tak dipahami maknanya secara arif dan bijak maka istilah-istilah kata mutiara tersebut bisa saja menjadi sebuah kata puisi penghibur diri yang menyedihkan. Ya atau tidak…?? 

      Secara Aqli (rasio), makna "Nothing Impossible" merupakan sebuah refleksi balik dari kesadaran manusia akan keterbatasan dirinya sebagai seorang manusia yang memang penuh dengan keterbatasan dalam segala hal, dan karena manusia tak bisa mengukur keterbatasan itu sendiri, karena faktor ketetapan dari hukum alam yang diluar kuasa seorang manusia, Sekali lagi itu bisa saja dikatakan hukum Alam.. dan untuk memahami serta membicarakan eksistensi-eksistensi dasar seperti ini tidak cukup dengan wadah rasio saja, melainkan juga perlu penyatuan seluruh lapisan diri manusia dari alam bawah sadarnya karena kebenaran tentang alam bukan berdiri di atas rasio atau diatas apapun yang nampak oleh kasat mata manusia.

      Kalimat "Nothing Impossible" (Tak Ada Yang Tak Mungkin) itu  akan lebih harmonis dan bijak jika di lengkapi menjadi "Tak Ada yang Tak Mungkin Sebelum Dicoba". Maksudnya Dalam arti positif Lho..? yang dapat memberikan Motivasi bagi diri kita.
Apakah anda mungkin bisa bisa menjadi sekuat superman? Super Hero? Wonder Women? Apapun itu.. ataupun yang lainnya yang menurut Anda bisa menghancurkan gunung dengan sebuah pukulan tangan...? hee… :D

     Tapi Mungkin saja itu terjadi, karena sampai saat ini memang belum di temukan kepastian mutlak tentang potensi diri manusia...jadi silahkan saja dicoba jika ingin menjadi Seperman yang bisa terbang itu... hehe. :D

Hidup ini adalah masalah!

      Setiap diri dari kita pasti punya masalah... ya Gak..?
Padahal di sisi lain, kita juga memiliki impian, keinginan untuk hidup bahagia, memiliki banyak hal, melakukan berbagai kesenangan. Tapi bagaimana mungkin hal itu mampu terwujud jika kita terus-menerus terbentur dan beradu dengan masalah? 
Belum selesai satu masalah, sudah datang lagi masalah lain, dan terus begitu seolah tidak ada habisnya... Bahkan kita sudah bekerja keras dan tidak pernah berhenti berdoa, memohon... namun hidup tetap penuh masalah.. :(

     KUN FAYAKUN! Tak ada yang tak mungkin bagi Allah Sang Pemilik Segalanya. Yang harus kita lakukan hanyalah terus dan teruslah meminta kepada-Nya, serta jadikan diri kita pribadi yang memang PANTAS untuk mendapatkan pertolongan dan kebahagiaan dari Allah.
"Tak ada yang tak mungkin bisa saja terjadi di dunia ini.., tapi juga tak ada sesuatu yang pasti mungkin (bisa diraih manusia)". So.. mari kita bangun dan gunakan rasa, hati-nurani, dan insting sejati diri anda sebagai seorang manusia untuk bisa memiliki kehidupan anda seutuhnya.... jangan menjadi keblinger di perbudak logika... heee… :D

     Rasio dan logika itu hanyalah sebuah alat penghubung (terminal) yang berguna untuk memudahkan interaksi  jati diri  kita kepada dunia fisik. Semuanya itu bisa jadi mungkin terjadi, maka cobalah untuk meraih sesuatu sesulit apapun , tapi sebelumnya perlu di ingat bahwa kita harus mensyukuri semua rahmat Allah yang telah kita terima selama hidup ini, Mengapa..? karena itu lebih penting di banding mengembangkan ambisi keduniaan, karena fokus pada sebuah ambisi dengan mengabaikan faktor-faktor nurani dan ketuhanan hanya akan membawa kesesatan dan kehancuran. Bukanya ambisi keduniaan itu salah atau tak penting sama sekali tapi harus diatur menejemen nya dalam diri kita.

      Banyak Pepatah mengatakan salah satunya “Berdoalah dan bekerja (Ora et labora)" adalah solusi untuk menjaga stabilitas dan power kita dalam setiap aktivitas kehidupan.
Jika Anda ingin perubahan kecil, ubah perilaku Anda; jika Anda ingin perubahan bak lompatan kuantum, ubah paradigma Anda.
(~ Stephen R. Covey ~)

Sabtu, 04 Oktober 2014

Mahasiswa Sebagai Penggerak Wawasan

       

Bisa dikatakan Mahasiswa merupakan individu yang menempuh pendidikan tingkat lanjutan, baik negeri maupun swasta yang dianggap mempunyai intelektual lebih. Tetapi pertanggungjawaban seorang mahasiswa tidak hanya sebatas untuk belajar, memperoleh nilai baik, dapat juara atau piala, melainkan tanggung jawab terhadap dirinya, jauh dari itu semua, seorang mahasiswa mempunyai tanggung jawab kepada sesamanya yaitu pada masyarakat sekitar dan bahkan pada bangsa hingga dedikasinya kepada  kemaslahatan umat.

Namun, melihat situasi seperti saat ini, mahasiswa yang seperti itu sulit ditemukan dan banyak masyarakat meragukan kemampuan mahasiswa yang dipercaya sebagai penerus serta penentu kualitas bangsa. Bisa saja bahwa sekarang ini kualitas mahasiswa tidak bisa diandalkan alias abal-abal. Sebab, pada kenyataannya kemampuan mahasiswa biasa-biasa saja dan tak jauh beda dengan masyarakat lainnya. Untuk itu, hal tersebut harus dipatahkan dengan melakukan sesuatu yang mencerminkan seorang yang berintelektual.

       Semua orang tentunya ingin berprestasi bukan..? makanya diperlukan suatu proses tercapainya pemikiran, prestasi dan usaha-usaha untuk mencapai kesuksesan, namun demikian adapula suatu prestasi itu dapat dicapai bukan karena diri pribadi, melainkan kerja suatu team. Disinilah kita para mahasiswa diperlukan dan harus mengetahui bahwa pada dasarnya suatu perubahan itu harus digerakkan. Maka dari itu kita para mahasiswa dituntut untuk menyeimbangkan, karena diri pribadi antara yang satu dengan yang lainnya tentu berbeda pikiran dan pendapatnya, maka diperlukan adanya pemahaman dan persepsi yang sama didalam kita memandang suatu permasalahan sehingga dapat ditemukan solusi atau jalan keluarnya. Apakah kita sudah memikirkan kepada orang lain bagaimana caranya dapat mencerdaskan orang lain tersebut, apakah kita sendiri sudah mengembangkan diri pribadi kita juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk berkembang ?.. 

      Didalam perjalanannya, seorang mahasiswa tentu dituntut untuk menunjukan jati diri nya sebagai penggerak wawasan. Tentunya lebih dibutuhkan hal lain yang sekiranya nanti akan membantu diri kita pribadi, mau kemana arah dan tujuan kita nantinya. Untuk membekali diri kita pribadi setelah kita meyakini dengan apa yang telah kita dapati diatas dan menjadi dasar untuk membentuk jati diri kita, tentunya kita para mahasiswa masih membutuhkan ilmu-ilmu pengetahuan yang nantinya akan membawa kita para mahasiswa mencapai sasaran yang kita inginkan. Nah dari seringnya kita mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kampus, seminar-seminar yang banyak memberikan motivasi diri pribadi para mahasiswa tentunya akan menunjang lagi kepada para mahasiswa, karena untuk memberikan pengaruh positif dan ajakan berbuat kearah yang baik tidaklah semudah apa yang kita bayangkan, dan disinilah para mahasiswa dituntut untuk memperkaya dirinya dalam hal ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dikuasai, sehingga para mahasiswa dapat memposisikan dirinya bahwa sebenarnya bukannya dia lebih pandai dan cerdas dibandingkan orang lain, cuman karena dia terlebih dahulu menguasai dan tahu akan hal tersebut, sehingga dia dapat memberikan masukan kepada orang lain bahwa inilah yang benar dan yang diharapkan dari pada apa tujuan yang ingin dicapai, sehingga dengan dasar-dasar pengetahuan yang dia kuasa lebih dahulu tentu harus tahu pula bagaimana cara untuk mencapai kesana, ya sudah tentu kita para mahasiswa harus memotivasi diri kita dengan cara rajin belajar, membaca, bergaul kearah yang positif, serta tahu menempatkan dan memposisikan diri kita. Bagaimana kita bisa dan dapat memimpin suatu organisasi atau kelompok ataupun suatu komunitas jika diri kita sendiri tidak mengetahui caranya. Dengan cara-cara seperti seringanya kita  mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kampus, seminar-seminar baik yg diadakan oleh pihak universitas maupun pihak umum, sepanjang arahnya untuk kebaikan dan masukan pada diri kita pribadi tentu ini lebih baik, sehingga suatu saat kita ditunjuk sebagai ketua/pemimpin dalam suatu organisasi/komunitas dengan sendirinya kita dapat menjalankan organisasi/komunitas itu sesuai dengan tujuan apa yang ingin dicapai semula.

     Seperti kita tahu bahwa manusia mempunyai sifat-sifat seperti ada yang malas, resistensi, rendahnya motivasi, tentunya hal inilah yang harus kita tuntaskan sehingga antara keseimbangan harapan dan tindakan tiap individu dapat kita ketahui. Dari hal-hal tersebut diatas mungkin juga diperlukan adanya empati sebagai power kita, dengan demikian jika kita ditunjuk sebagai seorang pemimpin kita para mahasiswa sudah tahu bahwa seorang pemimpin itu haruslah Pembentuk Karakter dan Open Intelligence, kedua hal ini perlu dipahami dan dikuasai oleh seorang pemimpin karena dialah yang menggerakkan, mendorong atau memotivasi orang lain serta dapat memberikan arahan yang tepat berdasarkan dari apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi/komunitasnya, juga berperan besar sebagai pemberi inspirasi kepada para pengikutnya dan lebih cerdas serta pintar mendeteksi kesulitan. Sehingga dengan adanya peran para mahasiswa dan kampus atau universitasnya kedepan, diharapkan para mahasiswa yang telah lulus dari sana akan dapat menunjukan eksistensinya kepada masyarakat bahwa mereka para mahasiswa ini tidak saja diharapkan lulus dengan hasil yang memuaskan namun bagaimana peran para mahasiswa-mahasiswinya dapat berperan aktif didalam membangun suatu kemajuan bangsa Indonesia ini sesuai bidang dan kemampuannya. Tentunya pihak Universitas berharap bahwa para mahasiswanya kelak dapat menopang dirinya sendiri secara mantap di masyarakat nantinya berdasarkan dari apa yang telah mereka terima selama menjalani masa perkuliahan, seminar-seminar motivasi dan pengembangan kepribadian para mahasiswa, sehingga para mahasiswa dapat menunjukan inilah jati diri mereka yang sebenarnya dan sebagai penggerak wawasan nantinya.

     Mahasiswa adalah sebagai penerus generasi-generasi sebelumnya yang diharapkan mampu menjaga akhlaq. Mahasiswa sangat disegani oleh masyarakat karena, mereka menganggap mahasiswa adalah sosok yang mempunyai intelektual yang mampu diandalkan dalam segala hal. Tentu saja, hal itu harus diimbangi dengan budi pekerti yang baik sebagai pendukung kepercayaan masyarakat terhadapnya.

Untuk itu, mahasiswa sangat berperan penting dalam mensejahterakan masyarakat maupun bangsa. Moral, juga menjadi pilar utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan untuk kemajuan maupun kesejahteraan bangsa menuju bangsa yang cerdas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.


Selasa, 02 September 2014

Bupati Lam-Sel Membuka Perkuliahan Umum di Kampus STAI YASBA Kalianda

Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Pembangunan (STAI-Yasba) Kalianda mengadakan Kuliah Umum dalam rangka mengawali Perkuliahan tahun akademik 2014/2015. Acara yang berlangsung di Kampus STAI Yasba setempat, Senin (01/09), dihadiri dan dbuka secara langsung oleh H. Rycko Menoza. SZP, MBA. Pada kesempatan tersebut, Rycko memberikan apresiasi yang tinggi kepada segenap Pengurus Yayasan dan para dosen STAI YASBA Kalianda atas partisipasinya dalam menyelenggarakan program pendidikan tinggi di Kabupaten Lampung Selatan. Karena menurutnya, pendidikan merupakan modal besar dalam melakukan suatu perubahan, oleh karenanya pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kebutuhan tiap manusia. Untuk itu lanjutnya, pemerintah daerah akan terus berkomitmen untuk membenahi segala sarana dan prasarana khusunya dibidang pendidikan. "Mudah-mudahan berbagai macam upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun dari dunia pendidikan dapat bersinergi. Sehingga berbagai macam pembangunan dibidang pendidikan yang ada di Lampung Selatan, termasuk pembangunan Kampus ITERA dapat menjadikan Kabupaten kita bukan hanya terdepan di Pulau Sumatera tetapi juga dapat bersaing dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Pulau Jawa," ujar Rycko. sumber : http://www.lampungselatankab.go.id/

Minggu, 06 Juli 2014

Jaga Ketulusan Kita

Lucu ya rasanya….orang tersenyum salah, orang berdiri salah, lah… jadi maunya bagaimana?. Cemberut lebih salah lagi. Kenapa ada rasa curiga hanya oleh senyumnya? (aneh sekali). Rasanya tidak ada yang memaksa dan tidak ada yang menjanjikan. Sungguh aneh (sekali lagi saya katakan aneh), kenapa toh…marah, kesal? apa bukan sekedar sensasi-sensasian saja? seperti lirik lagu…benci, benci, benci…tapi rindu juga. Istilah yang mesti diingat, “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung ”. Tidak tahu disebabkan oleh apa, mungkin saja karena sentimen pribadi.
Ibarat seseorang yang sedang jatuh cinta, tentulah ia akan berkorban demi cintanya….tidak akan perhitungan ataupun memperhitungkan berapa banyak hal, materi, tenaga yang keluar untuk dia mendapatkan cintanya. Kalau perhitungan, maka pujaan hatinya akan merasakan ia tidak tulus dan akan segera berlalu meninggalkannya.
Perjalanan hidup manusia tidak ada yang dapat menduga sebelumnya. Semua menjadi rahasia Allah. Yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha. Baik atau buruk, jika semua itu membawa kita semakin dekat kepada Allah, menambah keimanan kita kepada Allah, semuanya patut disyukuri dan dihadapi.
Memang tidak mudah, dan cukup berat, melakukan sesuatu yang bukan menjadi kebiasaan kita. Jadi bukannya tidak mampu, tetapi lebih karena belum terbiasa. Namun jika dalam kondisi terdesak, seringkali muncul kemauan dan kekuatan-kekuatan terpendam yang mampu mengalahkan itu semua. Mengalahkan “rasa tidak mampu” dan menerbitkan semangat “harus bisa”.
Apapun kondisi yang kita hadapi saat ini, yang membuat kita harus berbuat lebih, mengerjakan banyak hal di luar kebiasaan kita, janganlah merasa terpaksa. Okey… mungkin keadaan memang memaksa kita, namun mari terima ini semua dengan hati lapang. Bukankah Allah akan menguji kita dengan kekurangan berupa rasa lapar, rasa takut, dan rasa sakit?
“Dan Kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampailkanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.{Al-Baqarah (2): 155}.
Wallahu A'lam bisshowab
Jika keadaan ini terjadi pada kita, ya sudah…mari hadapi saja. Jangan mengeluh, jangan menyalahkan orang lain, apalagi menggugat takdir Allah.

Oleh karena itu tetaplah semangat dan jaga ketulusan  kita
Wallahu A'lam Bisshowab.